STEKPI DETAILS
Site MapKampus STEKPI terletak di jalan Kampus STEKPI, no.1, Kalibata Jakarta Selatan dengan luas tanah 2,6 Ha dan luas bangunan 12.050 m2. Bangunan ini terdiri dari:GEDUNG STEKPIPlaza UtamaBangunan Plaza Utama merupakan penghubung antara Gedung Rektorat menuju ke Gedung Kuliah. Bangunan Plaza Utama ini terdiri dari :1.Ruang Dosen A, yaitu ruangan bagi dosen tetap STEKPI yang dilengkapi dengan fasilitas ruang rapat dosen serta ruang komputer.2.Ruang Dosen B, yaitu ruangan bagi dosen tetap STEKPI, yang dilengkapi dengan fasilitas ruang komputer.3.Ruang Bagian Pelayanan Administrasi Akademik Mahasiswa.4.Ruang Tunggu Dosen tidak tetap dan Pelayanan Perkuliahan.5.Kantor Kas Pembantu Bank Bukopin.Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Bangunan ini terletak di belakang Gedung Kuliah yang merupakan bangunan yang digunakan untuk segala kegiatan Senat Mahasiswa dan Organisasi Kemahasiswaan STEKPI lainnya.GEDUNG KULIAHBangunan gedung kuliah berlantai 4 terdiri dari :Lantai 1 terdiri dari:a).Perpustakaan STEKPI, secara keseluruhan luas perpustakaan adalah 710 m2. Di perpustakaan tersebut terdapat ruangan-ruangan, yaitu:Ruang PenyimpananRuang BacaRuang kerja Kepala Perpustakaan dan Administrasib).Kelas besar sebanyak 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 89 kursi.c).Poliklinik Umum dan Gigi, yang melayani Mahasiswa, Dosen dan Karyawan STEKPI, dan Ruang Biro Konsultasi Mahasiswa (konsultasi psikologi).d).Kafetaria yang berkapasitas 200 kursi dan dilengkapi dengan televisi sentral.Lantai 2 terdiri dari:a).Atrium dengan atap bersistem sliding sun-roof, yang dapat digunakan untuk ujian, kuliah umum, upacara dan pesta/perayaan dengan kapasitas 500 kursi.b).Kelas kecil sebanyak 10 unit, dengan kapasitas masing-masing 50 kursi.c).Ruang Seminar Biasa (Ruang Seminar I) yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan sebanyak 1 unit dengan kapasitas 30 kursi.d).Ruang Seminar Eksekutif yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan sebanyak 1 unit dengan kapasitas 45 kursi.e).Ruang Auditorium yang dilengkapi dengan fasilitas audio visual dan penyejuk ruangan, dengan kapasitas 324 kursi.f).Ruang laboratorium Komputer AkuntansiLantai 3 terdiri dari:a).Ruang Properti Manajemen atau Ruang Sub Bagian Umum.b).Kelas sedang sebanyak 10 unit dengan kapasitas masing-masing 68 kursi.c).Laboratorium Bahasa, dengan fasilitas peralatan audio visual dan penyejuk ruangan, dengan kapasitas 48 kursi.d).Laboratorium Komputer, dilengkapi dengan 5 mode instruksi dan penyejuk ruangan, dengan kapasitas 34 kursi. Lantai 4 terdiri dari:a).Kelas ukuran sedang yang dilengkapi alat penyejuk ruangan sebanyak 10 unit dengan kapasitas masing-masing 64 kursi.b).Ruang Tutor yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan sebanyak 8 unit yang terdiri dari:4 unit masing-masing kapasitas 15 kursi.4 unit masing-masing kapasitas 20 kursi.c).Ruang Seminar Biasa (Seminar II) yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan, dengan kapasitas 30 kursi.d).Ruang Seminar Biasa (Seminar III) yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan, dengan kapasitas 75 kursi.e).Coffee Lounge dengan kapasitas 65 kursi.f).Ruang Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPPM). Lantai 4 terdiri dari:a).10 unit berkapasitas 64 tenpat duduk, dengan menggunakan AC.b).8 unit ruan tutor terdiri dari:4 unit dengan kapasitas 15 tempat duduk.4 unit dengan kapasitas 20 tenpat duduk.c). Ruang seminar (Seminar II) yang dilengkapi dengan AC, dengan kapasitas 30 tempat duduk.d). Ruang seminar (Seminar III) dengan kapasitas 75 tempat duduk, yang dilengkapi dengan pelenkapan seminar dan AC.e). Cafe dengan kapasitas 65 tepat duduk.f). Ruang pusat Research dan pelayanan umum(PPPM). PROGRAM STUDIProgram S1-InternasionalManajemen BisnisProgram S1-RegulerAkuntansiManajemenProgram S1-EkstensiAkuntansiManajemenProgram D3Akuntasi Keuangan dan PerbankanSurvey Wisudawan 200748% mahasiswa STEKPI telah mendapatkan pekerjaan sebelum lulusInternational Undergraduate ProgramSTEKPI provides International Undergraduate Program which is one of the superior STEKPI education course, designed by an excellent learning approach.The program implements digitals technology active learning in order to improve the effectiveness of students’ logic thinking and understanding.Small class rooms which are occupied by less than 20 students will guarantee learning intensity process.Lokasi Kampus STEKPIJl. Kampus STEKPI, No.1 Kalibata Jakarta 12760 phone.6221-7981366 fax.6221-7981352 www. stekpi.ac.id, info@stekpi.ac.idFASILITAS PENDUKUNG LAINLockerAuditorium, Atrium dan Ruang SeminarPoliklinik Umum dan GigiATM Bank BukopinMasjid As-SalamGedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)Ruang SENAT dan Balai Mahasiswa
Sabtu, 14 Juni 2008
sim is
MAnagement Information Sytem Is
Management Information Systems (MIS), sometimes referred to as Information Management and Systems, is the discipline covering the application of people, technologies, and procedures — collectively called information systems to solving business problems. Management Information Systems are distinct from regular information systems in that they are used to analyze other information systems applied in operational activities in the organization.Academically, the term is commonly used to refer to the group of information management methods tied to the automation or support of human decision making, e.g. Decision Support Systems, Expert systems, and Executive information systems.BackgroundIn their infancy, business computers were used for the practical business of computing the payroll and keeping track of accounts payable and receivable. As applications were developed that provided managers with information about sales, inventories, and other data that would help in managing the enterprise, the term "MIS" arose to describe these kinds of applications. Today, the term is used broadly in a number of contexts and includes (but is not limited to): decision support systems, resource and people management applications, project management, and database retrieval applicationDefinition'MIS' is a planned system of collecting, processing, storing and disseminating data in the form of information needed to carry out the functions of management. According to Phillip Kotler "A marketing information system consists of people, equipment, and procedures to gather, sort, analyse, evaluate, and distribute needed, timely, and accurate information to marketing decision makers." (Kotler, Phillip and Keller, Kevin Lane; Marketing Management, Pearson Education, 12 Ed, 2006)The terms MIS and information system are often confused. Information systems include systems that are not intended for decision making. MIS is sometimes referred to, in a restrictive sense, as information technology management. That area of study should not be confused with computer science. IT service management is a practitioner-focused discipline. MIS has also some differences with Enterprise Resource Planning (ERP) as ERP incorporates elements that are not necessarily focused on decision support.Professor Allen S. Lee states that "...research in the information systems field examines more than the technological system, or just the social system, or even the two side by side; in addition, it investigates the phenomena that emerge when the two interact." [2].Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Management_information_system
Management Information Systems (MIS), sometimes referred to as Information Management and Systems, is the discipline covering the application of people, technologies, and procedures — collectively called information systems to solving business problems. Management Information Systems are distinct from regular information systems in that they are used to analyze other information systems applied in operational activities in the organization.Academically, the term is commonly used to refer to the group of information management methods tied to the automation or support of human decision making, e.g. Decision Support Systems, Expert systems, and Executive information systems.BackgroundIn their infancy, business computers were used for the practical business of computing the payroll and keeping track of accounts payable and receivable. As applications were developed that provided managers with information about sales, inventories, and other data that would help in managing the enterprise, the term "MIS" arose to describe these kinds of applications. Today, the term is used broadly in a number of contexts and includes (but is not limited to): decision support systems, resource and people management applications, project management, and database retrieval applicationDefinition'MIS' is a planned system of collecting, processing, storing and disseminating data in the form of information needed to carry out the functions of management. According to Phillip Kotler "A marketing information system consists of people, equipment, and procedures to gather, sort, analyse, evaluate, and distribute needed, timely, and accurate information to marketing decision makers." (Kotler, Phillip and Keller, Kevin Lane; Marketing Management, Pearson Education, 12 Ed, 2006)The terms MIS and information system are often confused. Information systems include systems that are not intended for decision making. MIS is sometimes referred to, in a restrictive sense, as information technology management. That area of study should not be confused with computer science. IT service management is a practitioner-focused discipline. MIS has also some differences with Enterprise Resource Planning (ERP) as ERP incorporates elements that are not necessarily focused on decision support.Professor Allen S. Lee states that "...research in the information systems field examines more than the technological system, or just the social system, or even the two side by side; in addition, it investigates the phenomena that emerge when the two interact." [2].Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Management_information_system
Sistem pendukung keputusan
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan (SPK) atau decision support system merupakan salah satu jenis sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik dan berbasis evidence. Secara hirarkis, SPK biasanya dikembangkan untuk pengguna pada tingkatan manajemen menengah dan tertinggi. Dalam pengembangan sistem informasi, SPK baru dapat dikembangkan jika sistem pengolahan transaksi (level pertama) dan sistem informasi manajemen (level kedua) sudah berjalan dengan baik. SPK yang baik harus mampu menggali informasi dari database, melakukan analisis serta memberikan interpretasi dalam bentuk yang mudah dipahami dengan format yang mudah untuk digunakan (user friendly).Dari sisi konteks, pada dasarnya sebuah Sistem Pendukung Keputusan Klinik (SPKK) adalah SPK yang diterapkan untuk manajemen klinis. Secara definitif SPKK adalah aplikasi perangkat lunak yang mengintegrasikan informasi yang berasal dari pasien (karakteristik demografis, klinis, sosial psikologis) dengan basis pengetahuan (knowledge base) untuk membantu klinisi dan atau pasien dalam membuat keputusan klinis. Pengguna SPKK adalah tenaga kesehatan yang terlibat dalam tata laksana klinis pasien di rumah sakit mulai dari dokter, perawat, bidan, fisioterapis dan lain-lain.SPKK tidak harus bersifat elektronis. Kartu Menuju Sehat (KMS) pada dasarnya adalah suatu SPKK sederhana yang menyediakan fasilitas untuk memasukkan data balita secara lengkap mulai dari riwayat persalinan, imunisasi, riwayat minum ASI, berat badan serta grafik yang dilengkapi dengan kriteria status gizi serta panduan tentang bagaimana menginterpretasikan naik turunnya berat badan balita dan dapat digunakan baik oleh tenaga kesehatan maupun orang tua balita. Model SPKK manual lainnya adalah penerapan berbagai algoritma klinis untuk penanganan penyakit tertentu. Namun, dalam tulisan ini kita akan lebih banyak mengulas tentang SPKK yang berbasis komputer.SPKK tersusun atas komponen sebagai berikut:Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Database ini menghimpun berbagai jenis data baik yang berasal dari pasien, obat (jenis, dosis, indikasi, kontraindikasi dll), dokter/perawat dll.Knowledge base: merupakan kumpulan pengetahuan kedokteran yang merupakan sintesis dari berbagai literatur, protokol klinik (clinical guidelines), pendapat pakar maupun hasil penelitian lainnya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer.Instrumen : adalah alat yang dapat mengumpulkan data klinis seperti: alat pemeriksaan laboratorium, EKG, radiologis dan lain-lain. Keberadaan instrumen dalam suatu SPKK tidak mutlak.Mesin inferensial (inference engine) : merupakan program utama dalam suatu SPKK yang mengendalikan keseluruhan sistem, mulai dari menangkap informasi yang berasal dari pasien, mengkonsultasikannya dengan knowledge base dan memberikan hasil interpretasinya kepada pengguna.Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer yang memungkinkan pengguna berkonsultasi untuk memasukkan data, memilih menu hingga mendapatkan hasil baik berupa teks, grafis, sinyal, simbol dan bentuk interaktivitas lainnya. Interaktivitas dapat bersifat aktif-otomatis maupun pasif.Jika mesin inferensial adalah program utama yang mengendalikan SPKK maka knowledge base adalah otaknya. Knowledge base dapat diibaratkan sebagai tiruan manusia (dokter) yang ditanamkan ke dalam komputer agar komputer dapat berpikir dan mengambil keputusan sebagaimana manusia(dokter) aslinya. Knowledge base biasanya dikembangkan menggunakan berbagai metode matematis (statistik) seperti Bayesian, neural network maupun aturan simbolis sederhana (IF-THEN). MYCIN, salah satu program SPKK yang JIKA :jenis infeksinya adalah meningitistipe infeksinya adalah bakterialpasien sedang mendapatkan terapi kortikosteroidMAKAOrganisme yang mungkin menyebabkan infeksi adalah e.coli (0.4), klebsiella-pneumoniae(0.2), atau pseudomonas aeruginosa(0.1)Dalam program tersebut, angka 1 menunjukkan derajat kepastian adalah 100% sebaliknya angka -1 menunjukkan derajat ketidakpastian sebesar 100 %. Angka tersebut merupakan hasil sintesis dari berbagai studi dan pendapat pakar. Terdapat juga SPKK yang knowledge basednya menggunakan metode Bayesian untuk manajemen klinis pneumonia seperti pada gambar 3.Gambar 3. Contoh penghitungan risiko mortalitas pada penderita pneumonia yang menggunakan pendekatan statistik Bayesian.Fungsi SPKKAlasan mengapa SPKK disebut-sebut sebagai salah satu alternatif untuk mencegah medical error dan mendorong patient safety terletak pada potensi dan fungsinya. SPKK secara umum akan bermanfaat bagi dokter dalam pengambilan keputusan karena memiliki fungsi mulai dari alerting, assisting, critiquing, diagnosis hingga ke manajemen.AlertingAlert otomatis akan muncul dan memberikan data serta informasi kepada dokter secara cepat pada situasi kritis yang kadang membahayakan. Pada kondisi tersebut, informasi yang lengkap sangat penting dalam pengambilan keputusan, misalnya: nilai laboratorium abnormal, kecenderungan vital sign, kontraindikasi pengobatan maupun kegagalan prosedur tertentu. Sistem alert telah digunakan secara rutin dalam program HELP (Health Evaluation through Logical Processing) mampu menurunkan laju infeksi pasca operatif dari 13% ke 5.5% per hari dan menurunkan prosentase pemberian antibiotik berlebihan dari 35% ke 18%.InterpretasiInterpretasi merupakan asimilasi dari data klinis untuk memahami data pasien. Contoh sederhana adalah mesin penginterpretasi EKG, analisis gas datah maupun pemeriksaan radiologis.Assisting (memberikan bantuan)Adalah contoh SPKK yang bertujuan untuk mempermudah atau mempercepat aktivitas klinis. SPKK yang bersifat hibrid (campuran manual dan elektronik) akan memberikan hasil print out sintesis data pasien yang mengarahkan kepada tindakan manajemen selanjutnya. Pada sistem yang online,Critiquing (memberikan kritik)Jenis aplikasi ini akan memberikan kritik kepada pengguna untuk memverifikasi keputusan klinis yang telah dipilih. Berbagai contoh aplikasi SPKK jenis ini dapat bermanfaat untuk mencegah permintaan pemeriksaan klinis yang tidak tepat (seperti pada gambar 6), pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi maupun penerapan protokol klinik.DiagnosisMerupakan contoh aplikasi SPKK yang paling populer dan banyak dipublikasikan sejak tahun 1970-an. Tujuan aplikasi ini adalah memberikan daftar probabilitas berbagai differential diagnosis berdasarkan data pasien yang diinputkan ke dalam komputer.ManajemenPada dasarnya, aplikasi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan/memperbaiki sistem manajemen klinis yang ada, mulai dari operasional rumah sakit, alokasi sumber daya (termasuk SDM) hingga ke assessment terhadap perubahan pola penyakit yang dirawat.Perkembangan SPKKHingga saat ini, banyak sekali publikasi mengenai SPKK yang dapat ditemukan di jurnal internasional dengan berbagai kategori. Tabel 1 menyajikan tiga kategori utama SPKK, yaitu SPKK berspektrum luas, mengenah dan kecil dengan contoh aplikasinya masing-masing. Namun, pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua aplikasi SPKK diterapkan dalam praktek sehari-hari. Pada waktu awal, gairah riset untuk pengembangan SPKK terpesona dengan kemampuan komputer untuk melakukan analisis secara cepat dan mengumpulkan data yang cukup besar. Sehingga tujuan pengembangan SPKK seakan-akan bertujuan untuk mengganti peran dokter (ingat pertarungan catur Gary Kasparov melawan Deep Blue).Model konsultasi diagnosisk pada program INTERNIST-I pada tahun 1974 menempatkan dokter sebagai pihak yang tidak mampu melakukan diagnosis. Sehingga, dokter diminta untuk memasukkan semua informasi pasien, mulai dari riwayat penyakit, data laboratorium hingga temuan pemeriksaan fisik ke dalam program tersebut untuk mendapatkan hasilnya. Dokter hanya berperan sebagai observer yang pasif dan menjawab YES atau NO terhadap pertanyaan dari INTERNIST-I.Meskipun dari sisi teknis, program INTERNIST-I memiliki kemampuan tinggi untuk mendiagonosis penyakit, tetapi di lapangan tidak ada dokter yang mau memfeed komputer dengan hasil temuannya. Di sisi lain, sangatlah wajar apabila banyak dokter yang menolak SPKK karena aplikasi ini cenderung membatasi otoritas seorang dokter. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi informasi menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan yang memungkinkan rumahsakit mengintegrasikan berbagai sumber data menggunakan perangkat keras yang semakin mini (komputer yang dikembangkan untuk SPKK pada tahun 1970-an ukurannya sebesar lemari) dan terintegrasi dengan jaringan (termasuk jalur nir kabel). Di Kanada, 50 persen dokter di bawah usia 35 tahun saat ini sudah menggunakan PDA dan aktif mendownload berbagai e-book tentang clinical guidelines yang terdapat di Internet.Dalam analisisnya tentang perkembangan SPKK, Bates et al menyarankan 10 syarat agar SPKK diterapkan di lapangan, sebagai berikut:Speed is everythingAnticipate needs and deliver in a real timeFit into the user’s workflowLittle things can make a big differenceRecognize that physician will strongly resist stoppingChanging direction is easier than stoppingSimple interventions work bestAsk for additional information only when you really need itMonitor impact, get feedback and respondManage and maintain your knowledge based systemsSistem pendukung keputusan klinik yang spesifik akan terus berkembang dan meluas penggunaannya. Analisis EKG, interpretasi analisis gas darah, elektroforesis protein serta hitung jenis sel darah berkomputer merupakan beberapa contoh kecil keberhasilan SPK di bidang klinik.Namun demikian, SPKK generik yang berskala besar masih dipertanyakan. Hal ini sangat tergantung kepada konstruksi dan pemeliharaan basis pengetahuan medis (medical knowledge base). Seperti kita, ketahui, sampai sekarang, sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih berkutat dengan subsistem informasi keuangan (khususnya billing). Meskipun, beberapa rumah sakit sudah mengembangkan database rekam medis, tetapi masih terbatas pada pengumpulan data demografis dan diagnosis. Medical knowledge base memerlukan effort yang besar karena harus mengembangkan database klinis pasien (dengan mengumpulkan data diagnosis, simtom, faktor risiko, multimedia, laboratorium hingga ke genetis) serta sumber daya manusia yang konsisten dan terus menerus memelihara dan mengkaji perkembangan mutakhir yang terdapat dalam database pasien serta sumber-sumber literatur kedokteran mutakhir, seperti MEDLINE. Perkembangan pengetahuan terbaru selanjutnya diadaptasi menjadi basis literatur dan dikombinasikan dengan protokol klinik dan outcome terbaik dalam pelayanan klinik sebagai bahan makanan bagi SPKK agar tetap terjaga kekiniannya (gambar 7). Oleh karena itu, pengembangan SPKK jenis ini biasanya sesuai untuk rumah sakit tipe B pendidikan yang memiliki komitmen lebih jelas dalam aspek riset. Sebagian besar literatur yang menjelaskan keberhasilan SPKKpun juga berasal dari institusi besar, dengan jenis layanan tersier dan mayoritas penggunanya adalah residen.Di sisi yang lain, mengembangkan SPKK generik untuk taraf menengah dan kecil, agar dapat digunakan oleh dokter praktek umum juga sangat dilematis. Kecuali, jika SPKK tersebut didesain dalam bentuk tertentu yang justru akan meningkatkan image dokter di mata pasien. Oleh karena itu, salah satu harapan agar semakin banyak dokter menggunakan SPKK adalah integrasi modul SPKK dengan perangkat yang handy yaitu personal digital assistant (PDA). Namun, hingga saat ini SPKK yang terdapat dalam bentuk PDA lebih banyak bertujuan membantu dokter dalam memilih jenis terapi. Akan tetapi, kemampuan PDA untuk menyimpan database dalam skala besar masih dalam perkembangan. Di rumah sakit besar, pemanfaatan PDA dapat difasilitasi dengan jaringan nir kabel yangmemungkinkan koneksi ke database pasien di rumah sakit.SPKK memiliki prospek yang sangat baik di masa depan. Para peneliti serta publikasi mengenai SPKK menunjukkan pertumbuhan yang meyakinkan dengan jenis aplikasi SPKK yang semakin beragam. Di sisi lain perusahan komersial yang tertarik dengan SPKK juga semakin banyak. Namun, di sisi lain perlu diimbangi dengan assessment tentang cost effectiveness serta prosedur pengujian dan standar mutunya. Semua hal tersebut nantinya akan mendorong perkembangan SPKK baru yang produktif, teruji dan (yang penting lagi) digunakan dalam praktek klinis. Sumber : http://www.combiphar.com/article.php?id_news=2625
Sistem Pendukung KeputusanSistem Pendukung Keputusan (SPK) atau decision support system merupakan salah satu jenis sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik dan berbasis evidence. Secara hirarkis, SPK biasanya dikembangkan untuk pengguna pada tingkatan manajemen menengah dan tertinggi. Dalam pengembangan sistem informasi, SPK baru dapat dikembangkan jika sistem pengolahan transaksi (level pertama) dan sistem informasi manajemen (level kedua) sudah berjalan dengan baik. SPK yang baik harus mampu menggali informasi dari database, melakukan analisis serta memberikan interpretasi dalam bentuk yang mudah dipahami dengan format yang mudah untuk digunakan (user friendly).Dari sisi konteks, pada dasarnya sebuah Sistem Pendukung Keputusan Klinik (SPKK) adalah SPK yang diterapkan untuk manajemen klinis. Secara definitif SPKK adalah aplikasi perangkat lunak yang mengintegrasikan informasi yang berasal dari pasien (karakteristik demografis, klinis, sosial psikologis) dengan basis pengetahuan (knowledge base) untuk membantu klinisi dan atau pasien dalam membuat keputusan klinis. Pengguna SPKK adalah tenaga kesehatan yang terlibat dalam tata laksana klinis pasien di rumah sakit mulai dari dokter, perawat, bidan, fisioterapis dan lain-lain.SPKK tidak harus bersifat elektronis. Kartu Menuju Sehat (KMS) pada dasarnya adalah suatu SPKK sederhana yang menyediakan fasilitas untuk memasukkan data balita secara lengkap mulai dari riwayat persalinan, imunisasi, riwayat minum ASI, berat badan serta grafik yang dilengkapi dengan kriteria status gizi serta panduan tentang bagaimana menginterpretasikan naik turunnya berat badan balita dan dapat digunakan baik oleh tenaga kesehatan maupun orang tua balita. Model SPKK manual lainnya adalah penerapan berbagai algoritma klinis untuk penanganan penyakit tertentu. Namun, dalam tulisan ini kita akan lebih banyak mengulas tentang SPKK yang berbasis komputer.SPKK tersusun atas komponen sebagai berikut:Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Database ini menghimpun berbagai jenis data baik yang berasal dari pasien, obat (jenis, dosis, indikasi, kontraindikasi dll), dokter/perawat dll.Knowledge base: merupakan kumpulan pengetahuan kedokteran yang merupakan sintesis dari berbagai literatur, protokol klinik (clinical guidelines), pendapat pakar maupun hasil penelitian lainnya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer.Instrumen : adalah alat yang dapat mengumpulkan data klinis seperti: alat pemeriksaan laboratorium, EKG, radiologis dan lain-lain. Keberadaan instrumen dalam suatu SPKK tidak mutlak.Mesin inferensial (inference engine) : merupakan program utama dalam suatu SPKK yang mengendalikan keseluruhan sistem, mulai dari menangkap informasi yang berasal dari pasien, mengkonsultasikannya dengan knowledge base dan memberikan hasil interpretasinya kepada pengguna.Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer yang memungkinkan pengguna berkonsultasi untuk memasukkan data, memilih menu hingga mendapatkan hasil baik berupa teks, grafis, sinyal, simbol dan bentuk interaktivitas lainnya. Interaktivitas dapat bersifat aktif-otomatis maupun pasif.Jika mesin inferensial adalah program utama yang mengendalikan SPKK maka knowledge base adalah otaknya. Knowledge base dapat diibaratkan sebagai tiruan manusia (dokter) yang ditanamkan ke dalam komputer agar komputer dapat berpikir dan mengambil keputusan sebagaimana manusia(dokter) aslinya. Knowledge base biasanya dikembangkan menggunakan berbagai metode matematis (statistik) seperti Bayesian, neural network maupun aturan simbolis sederhana (IF-THEN). MYCIN, salah satu program SPKK yang JIKA :jenis infeksinya adalah meningitistipe infeksinya adalah bakterialpasien sedang mendapatkan terapi kortikosteroidMAKAOrganisme yang mungkin menyebabkan infeksi adalah e.coli (0.4), klebsiella-pneumoniae(0.2), atau pseudomonas aeruginosa(0.1)Dalam program tersebut, angka 1 menunjukkan derajat kepastian adalah 100% sebaliknya angka -1 menunjukkan derajat ketidakpastian sebesar 100 %. Angka tersebut merupakan hasil sintesis dari berbagai studi dan pendapat pakar. Terdapat juga SPKK yang knowledge basednya menggunakan metode Bayesian untuk manajemen klinis pneumonia seperti pada gambar 3.Gambar 3. Contoh penghitungan risiko mortalitas pada penderita pneumonia yang menggunakan pendekatan statistik Bayesian.Fungsi SPKKAlasan mengapa SPKK disebut-sebut sebagai salah satu alternatif untuk mencegah medical error dan mendorong patient safety terletak pada potensi dan fungsinya. SPKK secara umum akan bermanfaat bagi dokter dalam pengambilan keputusan karena memiliki fungsi mulai dari alerting, assisting, critiquing, diagnosis hingga ke manajemen.AlertingAlert otomatis akan muncul dan memberikan data serta informasi kepada dokter secara cepat pada situasi kritis yang kadang membahayakan. Pada kondisi tersebut, informasi yang lengkap sangat penting dalam pengambilan keputusan, misalnya: nilai laboratorium abnormal, kecenderungan vital sign, kontraindikasi pengobatan maupun kegagalan prosedur tertentu. Sistem alert telah digunakan secara rutin dalam program HELP (Health Evaluation through Logical Processing) mampu menurunkan laju infeksi pasca operatif dari 13% ke 5.5% per hari dan menurunkan prosentase pemberian antibiotik berlebihan dari 35% ke 18%.InterpretasiInterpretasi merupakan asimilasi dari data klinis untuk memahami data pasien. Contoh sederhana adalah mesin penginterpretasi EKG, analisis gas datah maupun pemeriksaan radiologis.Assisting (memberikan bantuan)Adalah contoh SPKK yang bertujuan untuk mempermudah atau mempercepat aktivitas klinis. SPKK yang bersifat hibrid (campuran manual dan elektronik) akan memberikan hasil print out sintesis data pasien yang mengarahkan kepada tindakan manajemen selanjutnya. Pada sistem yang online,Critiquing (memberikan kritik)Jenis aplikasi ini akan memberikan kritik kepada pengguna untuk memverifikasi keputusan klinis yang telah dipilih. Berbagai contoh aplikasi SPKK jenis ini dapat bermanfaat untuk mencegah permintaan pemeriksaan klinis yang tidak tepat (seperti pada gambar 6), pemberian obat yang tidak sesuai dengan indikasi maupun penerapan protokol klinik.DiagnosisMerupakan contoh aplikasi SPKK yang paling populer dan banyak dipublikasikan sejak tahun 1970-an. Tujuan aplikasi ini adalah memberikan daftar probabilitas berbagai differential diagnosis berdasarkan data pasien yang diinputkan ke dalam komputer.ManajemenPada dasarnya, aplikasi jenis ini bertujuan untuk meningkatkan/memperbaiki sistem manajemen klinis yang ada, mulai dari operasional rumah sakit, alokasi sumber daya (termasuk SDM) hingga ke assessment terhadap perubahan pola penyakit yang dirawat.Perkembangan SPKKHingga saat ini, banyak sekali publikasi mengenai SPKK yang dapat ditemukan di jurnal internasional dengan berbagai kategori. Tabel 1 menyajikan tiga kategori utama SPKK, yaitu SPKK berspektrum luas, mengenah dan kecil dengan contoh aplikasinya masing-masing. Namun, pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua aplikasi SPKK diterapkan dalam praktek sehari-hari. Pada waktu awal, gairah riset untuk pengembangan SPKK terpesona dengan kemampuan komputer untuk melakukan analisis secara cepat dan mengumpulkan data yang cukup besar. Sehingga tujuan pengembangan SPKK seakan-akan bertujuan untuk mengganti peran dokter (ingat pertarungan catur Gary Kasparov melawan Deep Blue).Model konsultasi diagnosisk pada program INTERNIST-I pada tahun 1974 menempatkan dokter sebagai pihak yang tidak mampu melakukan diagnosis. Sehingga, dokter diminta untuk memasukkan semua informasi pasien, mulai dari riwayat penyakit, data laboratorium hingga temuan pemeriksaan fisik ke dalam program tersebut untuk mendapatkan hasilnya. Dokter hanya berperan sebagai observer yang pasif dan menjawab YES atau NO terhadap pertanyaan dari INTERNIST-I.Meskipun dari sisi teknis, program INTERNIST-I memiliki kemampuan tinggi untuk mendiagonosis penyakit, tetapi di lapangan tidak ada dokter yang mau memfeed komputer dengan hasil temuannya. Di sisi lain, sangatlah wajar apabila banyak dokter yang menolak SPKK karena aplikasi ini cenderung membatasi otoritas seorang dokter. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi informasi menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan yang memungkinkan rumahsakit mengintegrasikan berbagai sumber data menggunakan perangkat keras yang semakin mini (komputer yang dikembangkan untuk SPKK pada tahun 1970-an ukurannya sebesar lemari) dan terintegrasi dengan jaringan (termasuk jalur nir kabel). Di Kanada, 50 persen dokter di bawah usia 35 tahun saat ini sudah menggunakan PDA dan aktif mendownload berbagai e-book tentang clinical guidelines yang terdapat di Internet.Dalam analisisnya tentang perkembangan SPKK, Bates et al menyarankan 10 syarat agar SPKK diterapkan di lapangan, sebagai berikut:Speed is everythingAnticipate needs and deliver in a real timeFit into the user’s workflowLittle things can make a big differenceRecognize that physician will strongly resist stoppingChanging direction is easier than stoppingSimple interventions work bestAsk for additional information only when you really need itMonitor impact, get feedback and respondManage and maintain your knowledge based systemsSistem pendukung keputusan klinik yang spesifik akan terus berkembang dan meluas penggunaannya. Analisis EKG, interpretasi analisis gas darah, elektroforesis protein serta hitung jenis sel darah berkomputer merupakan beberapa contoh kecil keberhasilan SPK di bidang klinik.Namun demikian, SPKK generik yang berskala besar masih dipertanyakan. Hal ini sangat tergantung kepada konstruksi dan pemeliharaan basis pengetahuan medis (medical knowledge base). Seperti kita, ketahui, sampai sekarang, sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih berkutat dengan subsistem informasi keuangan (khususnya billing). Meskipun, beberapa rumah sakit sudah mengembangkan database rekam medis, tetapi masih terbatas pada pengumpulan data demografis dan diagnosis. Medical knowledge base memerlukan effort yang besar karena harus mengembangkan database klinis pasien (dengan mengumpulkan data diagnosis, simtom, faktor risiko, multimedia, laboratorium hingga ke genetis) serta sumber daya manusia yang konsisten dan terus menerus memelihara dan mengkaji perkembangan mutakhir yang terdapat dalam database pasien serta sumber-sumber literatur kedokteran mutakhir, seperti MEDLINE. Perkembangan pengetahuan terbaru selanjutnya diadaptasi menjadi basis literatur dan dikombinasikan dengan protokol klinik dan outcome terbaik dalam pelayanan klinik sebagai bahan makanan bagi SPKK agar tetap terjaga kekiniannya (gambar 7). Oleh karena itu, pengembangan SPKK jenis ini biasanya sesuai untuk rumah sakit tipe B pendidikan yang memiliki komitmen lebih jelas dalam aspek riset. Sebagian besar literatur yang menjelaskan keberhasilan SPKKpun juga berasal dari institusi besar, dengan jenis layanan tersier dan mayoritas penggunanya adalah residen.Di sisi yang lain, mengembangkan SPKK generik untuk taraf menengah dan kecil, agar dapat digunakan oleh dokter praktek umum juga sangat dilematis. Kecuali, jika SPKK tersebut didesain dalam bentuk tertentu yang justru akan meningkatkan image dokter di mata pasien. Oleh karena itu, salah satu harapan agar semakin banyak dokter menggunakan SPKK adalah integrasi modul SPKK dengan perangkat yang handy yaitu personal digital assistant (PDA). Namun, hingga saat ini SPKK yang terdapat dalam bentuk PDA lebih banyak bertujuan membantu dokter dalam memilih jenis terapi. Akan tetapi, kemampuan PDA untuk menyimpan database dalam skala besar masih dalam perkembangan. Di rumah sakit besar, pemanfaatan PDA dapat difasilitasi dengan jaringan nir kabel yangmemungkinkan koneksi ke database pasien di rumah sakit.SPKK memiliki prospek yang sangat baik di masa depan. Para peneliti serta publikasi mengenai SPKK menunjukkan pertumbuhan yang meyakinkan dengan jenis aplikasi SPKK yang semakin beragam. Di sisi lain perusahan komersial yang tertarik dengan SPKK juga semakin banyak. Namun, di sisi lain perlu diimbangi dengan assessment tentang cost effectiveness serta prosedur pengujian dan standar mutunya. Semua hal tersebut nantinya akan mendorong perkembangan SPKK baru yang produktif, teruji dan (yang penting lagi) digunakan dalam praktek klinis. Sumber : http://www.combiphar.com/article.php?id_news=2625
kegunaan blog
kegunaan blog
BLOG BISNESDi siri yang lepas, Apa itu Blog Bisnes? anda telah diceritakan serba sedikit tentang blog bisnes dan tujuannya. Namun mungkin ada yang tertanya-tanya kegunaan blog bisnes. Disini saya senaraikan antara kegunaan blog bisnes:1. Khidmat Nasihat : Untuk memberi nasihat, adalah perlu bagi anda mempunyai rangkaian atau pengalaman dalam dunia bisnes yang anda ceburi. Memerlukan banyak masa, kerja keras dan berpengalaman. Gunakan pengalaman anda sebagai senjata utama!2. Bisnes ?Roti Canai dan Sarapan Pagi? : Seperti anda makan roti canai di kedai pagi-pagi sebelum atau ketika kerja, bisnes anda juga sepatutnya demikian. Blog bisnes anda mampu menarik perhatian pelawat dengan lawatan pertama mereka ke blog anda dan menjadikan blog anda ?santapan? mereka setiap hari.3. Cawangan atau Agensi : Jika bisnes anda mempunyai cawangan, eloklah meletakkan kesemua cawangan bisnes anda dib log tersebut supaya senang pelawat blog yang berminat untuk berjumpa anda. Jika dirasakan sesuai, letakkan sekali no. telefonBLOG BISNIS (CORPORATE)Blog sebagai strategi marketing – blog eksternal digunakan sebagai marketing channel dan PR. Sedangkan blog internal digunakan untuk manajemen proyek dan knowledge sharing. Blog memang (for the time being) tidak akan menggantikan channel tradisional seperti TV, Koran, Print Ad, dll akan tetapi blog melengkapi channel-channel tersebut. Pertimbangkan blog sebagai metode yang cost-efficient untuk melengkapi channel tersebut, walau belum tentu effective menghasilkan revenue secara langsung.Thought leadership – pada intinya adalah seorang leader yang cerdas dan pandai tentunya ingin dan mampu untuk berbagi melalui blog. ComCommunity building – dalam tulisan saya sebelumnya sudah disebutkan mengenai pentingnya community building. Nah blog memungkinkan perusahaan untuk secara kontinu berdiskusi dengan konsumen mengenai fitur dan fungsionalitas dari suatu produk.Customer relations – Nampaknya akan sangat mengasyikkan jika hotline kita juga online di blog untuk menanggapi pertanyaan dari konsumen bukan? Hal ini yang dilakukan oleh QuickBooks Online.Status alerts – Blog dapat digunakan sebagai “real time” status mengenai layanan web kita. Just in case misalnya ada downtime pada layanan tersebut dan kita ingin secara periodik memberitahukan secara spesifik progress perbaikannya misalnya.Conferences & events – banyak event dan konferensi diumumkan, diinformasikan dan juga ditutup (misalnya dengan menyebarkan materi / komentar / hasil) melalui blog. Baik yang permanen, maupun hanya sementara (misalnya event nya hanya sementara saja – time limited blog).Advocacy – Blog dapat digunakan oleh LSM dengan budget yang relatif terbatas untuk “menyuarakan” aspirasi yang ingin diperjuangkan. Baik perlindungan anak, HIV-AIDS, kanker, dll. Termasuk di dalamnya adalah testimoni dari simpatisan yang notabene lebih di dengarkan daripada slogan marketing secara umum.Adjunct to PR – Dalam buku “The Fall of Advertising and the Rise of PR” dijelaskan pentingnya PR di era sekarang. Tapi saat saya berdiskusi dengan salah satu konsultan PR kita Blog pun menjadi sorotan di dunia PR. Hal ini karena PR mengerti benar peranan penting blog di masa datang. Debbie dalam buku ini juga mengambil contoh bagaimana Google menggunakan blog sebagai alat kampanye PR mereka. Blog memberikan versi informal (sering juga disebut : backstory) dari sebuah pengumuman resmi corporate.Branding – Blog sendiri bisa menjadi suatu "brand" yang menjadi pelengkap brand utama perusahaan kita. Misalnya kita memiliki blog yang sangat terkenal, sehingga bisa ikut "mengerek" ketenaran produk kita.E-Commerce - Blog kita dapat mengarahkan konsumen untuk membeli produk tertentu secara online. Menurut perusahaan online market research comScore Networks seorang pembaca blog 30% lebih mungkin membeli produk / jasa secara online. Konsumen juga memiliki kecenderungan belanja 6% lebih tinggi apabila dia mengunjungi blog.Customer evangelist - Banyak konsumen yang sedemikian "attached" dengan brand kita sehingga bersedia untuk mengulas produk melalui blog mereka, for free! Beberapa konsumen (misalnya konsumen Palm Treo, Starbucks, dll) bahkan memiliki blog yang sedemikian terkenalnya diantara pengguna lainnya. Ada pula perusahaan yang menyediakan tempat bagi konsumen loyal mereka untuk mengekspresikan loyalitas mereka. Saya rasa pengembangannya tentu saja "word of mouth" yang tercipta dari blog ini.Viral marketing - Blog dapat digunakan sebagai media dalam kita menciptakan "buzz marketing". Misalnya kita menciptakan kontes dalam blog kita yang sedemikian hebohnya sehingga banyak sekali orang yang kemudian membicarakannya. Membicarakannya = free awareness = free trial buying = free loyal consumerSumber : http://www.rajablog.info/blog/kegunaan-blog-
BLOG BISNESDi siri yang lepas, Apa itu Blog Bisnes? anda telah diceritakan serba sedikit tentang blog bisnes dan tujuannya. Namun mungkin ada yang tertanya-tanya kegunaan blog bisnes. Disini saya senaraikan antara kegunaan blog bisnes:1. Khidmat Nasihat : Untuk memberi nasihat, adalah perlu bagi anda mempunyai rangkaian atau pengalaman dalam dunia bisnes yang anda ceburi. Memerlukan banyak masa, kerja keras dan berpengalaman. Gunakan pengalaman anda sebagai senjata utama!2. Bisnes ?Roti Canai dan Sarapan Pagi? : Seperti anda makan roti canai di kedai pagi-pagi sebelum atau ketika kerja, bisnes anda juga sepatutnya demikian. Blog bisnes anda mampu menarik perhatian pelawat dengan lawatan pertama mereka ke blog anda dan menjadikan blog anda ?santapan? mereka setiap hari.3. Cawangan atau Agensi : Jika bisnes anda mempunyai cawangan, eloklah meletakkan kesemua cawangan bisnes anda dib log tersebut supaya senang pelawat blog yang berminat untuk berjumpa anda. Jika dirasakan sesuai, letakkan sekali no. telefonBLOG BISNIS (CORPORATE)Blog sebagai strategi marketing – blog eksternal digunakan sebagai marketing channel dan PR. Sedangkan blog internal digunakan untuk manajemen proyek dan knowledge sharing. Blog memang (for the time being) tidak akan menggantikan channel tradisional seperti TV, Koran, Print Ad, dll akan tetapi blog melengkapi channel-channel tersebut. Pertimbangkan blog sebagai metode yang cost-efficient untuk melengkapi channel tersebut, walau belum tentu effective menghasilkan revenue secara langsung.Thought leadership – pada intinya adalah seorang leader yang cerdas dan pandai tentunya ingin dan mampu untuk berbagi melalui blog. ComCommunity building – dalam tulisan saya sebelumnya sudah disebutkan mengenai pentingnya community building. Nah blog memungkinkan perusahaan untuk secara kontinu berdiskusi dengan konsumen mengenai fitur dan fungsionalitas dari suatu produk.Customer relations – Nampaknya akan sangat mengasyikkan jika hotline kita juga online di blog untuk menanggapi pertanyaan dari konsumen bukan? Hal ini yang dilakukan oleh QuickBooks Online.Status alerts – Blog dapat digunakan sebagai “real time” status mengenai layanan web kita. Just in case misalnya ada downtime pada layanan tersebut dan kita ingin secara periodik memberitahukan secara spesifik progress perbaikannya misalnya.Conferences & events – banyak event dan konferensi diumumkan, diinformasikan dan juga ditutup (misalnya dengan menyebarkan materi / komentar / hasil) melalui blog. Baik yang permanen, maupun hanya sementara (misalnya event nya hanya sementara saja – time limited blog).Advocacy – Blog dapat digunakan oleh LSM dengan budget yang relatif terbatas untuk “menyuarakan” aspirasi yang ingin diperjuangkan. Baik perlindungan anak, HIV-AIDS, kanker, dll. Termasuk di dalamnya adalah testimoni dari simpatisan yang notabene lebih di dengarkan daripada slogan marketing secara umum.Adjunct to PR – Dalam buku “The Fall of Advertising and the Rise of PR” dijelaskan pentingnya PR di era sekarang. Tapi saat saya berdiskusi dengan salah satu konsultan PR kita Blog pun menjadi sorotan di dunia PR. Hal ini karena PR mengerti benar peranan penting blog di masa datang. Debbie dalam buku ini juga mengambil contoh bagaimana Google menggunakan blog sebagai alat kampanye PR mereka. Blog memberikan versi informal (sering juga disebut : backstory) dari sebuah pengumuman resmi corporate.Branding – Blog sendiri bisa menjadi suatu "brand" yang menjadi pelengkap brand utama perusahaan kita. Misalnya kita memiliki blog yang sangat terkenal, sehingga bisa ikut "mengerek" ketenaran produk kita.E-Commerce - Blog kita dapat mengarahkan konsumen untuk membeli produk tertentu secara online. Menurut perusahaan online market research comScore Networks seorang pembaca blog 30% lebih mungkin membeli produk / jasa secara online. Konsumen juga memiliki kecenderungan belanja 6% lebih tinggi apabila dia mengunjungi blog.Customer evangelist - Banyak konsumen yang sedemikian "attached" dengan brand kita sehingga bersedia untuk mengulas produk melalui blog mereka, for free! Beberapa konsumen (misalnya konsumen Palm Treo, Starbucks, dll) bahkan memiliki blog yang sedemikian terkenalnya diantara pengguna lainnya. Ada pula perusahaan yang menyediakan tempat bagi konsumen loyal mereka untuk mengekspresikan loyalitas mereka. Saya rasa pengembangannya tentu saja "word of mouth" yang tercipta dari blog ini.Viral marketing - Blog dapat digunakan sebagai media dalam kita menciptakan "buzz marketing". Misalnya kita menciptakan kontes dalam blog kita yang sedemikian hebohnya sehingga banyak sekali orang yang kemudian membicarakannya. Membicarakannya = free awareness = free trial buying = free loyal consumerSumber : http://www.rajablog.info/blog/kegunaan-blog-
Rabu, 11 Juni 2008
Transaction Process System part II
Transaction Process System part IIDefinition: A Transaction Processing System (TPS) is a type of information system that collects, stores, modifies and retrieves the data transactions of an enterprise.A transaction is any event that passes the ACID test in which data is generated or modified before storage in an information system Features of Transaction Processing Systems The success of commercial enterprises depends on the reliable processing of transactions to ensure that customer orders are met on time, and that partners and suppliers are paid and can make payment.The field of transaction processing, therefore, has become a vital part of effective business management, led by such organisations as the Association for Work Process Improvement and the Transaction Processing Performance Council.Transaction processing systems offer enterprises the means to rapidly process transactions to ensure the smooth flow of data and the progression of processes throughout the enterprise. Typically, a TPS will exhibit the following characteristics:Rapid ProcessingThe rapid processing of transactions is vital to the success of any enterprise – now more than ever, in the face of advancing technology and customer demand for immediate action.TPS systems are designed to process transactions virtually instantly to ensure that customer data is available to the processes that require it.Reliability Similarly, customers will not tolerate mistakes. TPS systems must be designed to ensure that not only do transactions never slip past the net, but that the systems themselves remain operational permanently.TPS systems are therefore designed to incorporate comprehensive safeguards and disaster recovery systems. These measures keep the failure rate well within tolerance levels.Standardisation Transactions must be processed in the same way each time to maximise efficiency. To ensure this, TPS interfaces are designed to acquire identical data for each transaction, regardless of the customer.Controlled Access Since TPS systems can be such a powerful business tool, access must be restricted to only those employees who require their use. Restricted access to the system ensures that employees who lack the skills and ability to control it cannot influence the transaction process.Transactions Processing Qualifiers In order to qualify as a TPS, transactions made by the system must pass the ACID test. The ACID tests refers to the following four prerequisitesAtomicity means that a transaction is either completed in full or not at all. For example, if funds are transferred from one account to another, this only counts as a bone fide transaction if both the withdrawal and deposit take place. If one account is debited and the other is not credited, it does not qualify as a transaction. TPS systems ensure that transactions take place in their entirety.ConsistencyTPS systems exist within a set of operating rules (or integrity constraints). If an integrity constraint states that all transactions in a database must have a positive value, any transaction with a negative value would be refused.IsolationTransactions must appear to take place in isolation. For example, when a fund transfer is made between two accounts the debiting of one and the crediting of another must appear to take place simultaneously. The funds cannot be credited to an account before they are debited from another.Durability Once transactions are completed they cannot be undone.To ensure that this is the case even if the TPS suffers failure, a log will be created to document all completed transactions. These four conditions ensure that TPS systems carry out their transactions in a methodical, standardised and reliable manner.Types of TransactionsWhile the transaction process must be standardised to maximise efficiency, every enterprise requires a tailored transaction process that aligns with its business strategies and processes.For this reason, there are two broad types of transactionBatch ProcessingBatch processing is a resource-saving transaction type that stores data for processing at pre-defined times. Batch processing is useful for enterprises that need to process large amounts of data using limited resources. Examples of batch processing include credit card transactions, for which the transactions are processed monthly rather than in real time.Credit card transactions need only be processed once a month in order to produce a statement for the customer, so batch processing saves IT resources from having to process each transaction individually. Real Time Processing In many circumstances the primary factor is speed.For example, when a bank customer withdraws a sum of money from his or her account it is vital that the transaction be processed and the account balance updated as soon as possible, allowing both the bank and customer to keep track of funds.Sources : Further information regarding transaction processing systems can be found at the University of Illinois and John Hopkins University and http://www.bestpricecomputers.co.uk/glossary/transaction-processing-systems.html
Transaction Process System
Transaction Process SystemA Transaction Processing System (TPS) is a type of information system.TPSs collect, store, modify, and retrieve the transactions of an organization. A transaction is an event that generates or modifies data that is eventually stored in an information system. To be considered a transaction processing system the computer must pass the ACID test.From a technical perspective, a Transaction Processing System (or Transaction Processing Monitor) monitors transaction programs, a special kind of programs. The essence of a transaction program is that it manages data that must be left in a consistent state. E.g. if an electronic payment is made, the amount must be either both withdrawn from one account and added to the other, or none at all. In case of a failure preventing transaction completion, the partially executed transaction must be 'rolled back' by the TPS. While this type of integrity must be provided also for batch transaction processing,it is particularly important for online processing: if e.g. an airline seat reservation system is accessed by multiple operators, after an empty seat inquiry, the seat reservation data must be locked until the reservation is made, otherwise another user may get the impression a seat is still free while it is actually being booked at the time.Without proper transaction monitoring, double bookings may occur. Other transaction monitor functions include deadlock detection and resolution (deadlocks may be inevitable in certain cases of cross-dependence on data), and transaction logging (in 'journals') for 'forward recovery' in case of massive failures.Transaction Processing is not limited to application programs. The 'journaled file system' provided with IBMs AIX Unix operating system employs similar techniques to maintain file system integrity, including a journal.Types of Transaction Processing SystemsContrasted with batch processingBatch processing is not transaction processing. Batch processing involves processing several transactions at the same time, and the results of each transaction are not immediately available when the transaction is being enteredFeatures of Transaction Processing SystemsRapid ResponseFast performance with a rapid response time is critical. Businesses cannot afford to have customers waiting for a TPS to respond, the turnaround time from the input of the transaction to the production for the output must be a few seconds or less.ReliabilityMany organizations rely heavily on their TPS; a breakdown will disrupt operations or even stop the business. For a TPS to be effective its failure rate must be very low. If a TPS does fail, then quick and accurate recovery must be possible. This makes well–designed backup and recovery procedures essential.InflexibilityA TPS wants every transaction to be processed in the same way regardless of the user, the customer or the time for day. If a TPS were flexible, there would be too many opportunities for non-standard operations, for example, a commercial airline needs to consistently accept airline reservations from a range of travel agents, accepting different transactions data from different travel agents would be a problem.Controlled processingThe processing in a TPS must support an organization's operations. For example if an organization allocates roles and responsibilities to particular employees, then the TPS should enforce and maintain this requirement.ACID First Test DefinitionAtomicityA transaction’s changes to the state are atomic: either all happen or none happen. These changes include database changes, messages, and actions on transducers.ConsistencyA transaction is a correct transformation of the state. The actions taken as a group do not violate any of the integrity constraints associated with the state. This requires that the transaction be a correct program!IsolationEven though transactions execute concurrently, it appears to each transaction T, that others executed either before T or after T, but not both.DurabilityOnce a transaction completes successfully (commits), its changes to the state survive failuresStoring and RetrievingStoring and retrieving information from a TPS must be efficient and effective. The data are stored in warehouses or other databases, the system must be well designed for its backup and recovery procedures.Databases and filesThe storage and retrieval of data must be accurate as it is used many times throughout the day. A database is a collection of data neatly organized, which stores the accounting and operational records in the database. Databases are always protective of their delicate data, so they usually have a restricted view of certain data. Databases are designed using hierarchical, network or relational structures; each structure is effective in its own sense.Hierarchical structure: organizes data in a series of levels, hence why it is called hierarchal. Its top to bottom like structure consists of nodes and branches; each child node has branches and is only linked to one higher level parent node.Network structure: Similar to hierarchical, network structures also organizes data using nodes and branches. But, unlike hierarchical, each child node can be linked to multiple, higher parent nodes.Relational structure: Unlike network and hierarchical, a relational database organizes its data in a series of related tables. This gives flexibility as relationships between the tables are built.The following features are included in real time transaction processing systems:Good Data Placement: The database should be designed to access patterns of data from many simultaneous users.Short transactions: Short transactions enables quick processing. This avoids concurrency and paces the systems.Real-time backup: Backup should be scheduled between low times of activity to prevent lag of the server.High normalization: This lowers redundant information to increase the speed and improve concurrency, this also improves backups.Archiving of historical data: Uncommonly used data are moved into other databases or backed up tables. This keeps tables small and also improves backup times.Good hardware configuration: Hardware must be able to handle many users and provide quick response times.In a TPS, there are5 different types of files, the TPS uses the files to store and organize its transaction data:Master file: Contains information about an organization’s business situation. Most transactions and databases are stored in the master file.Transaction file: It is the collection of transaction records. It helps to update the master file and also serves as audit trails and transaction history.Report file: Contains data that has been formatted for presentation to a user.Work file: temporary files in the system used during the processing.Program file: Contains the instructions for the processing of data.Data WarehouseA data warehouse is a database that collects information from different sources. When it's gathered in real-time transactions it can be used for analysis efficiently if it's stored in a data warehouse. It provides data that are consolidated, subject-orientated, historical and read-onlyConsolidated: Data are organised with consistent naming conventions, measurements, attributes and semantics.It allows data from a data warehouse from across the organization to be effectively used in a consistent manner.Subject-orientated: Large amounts of data are stored across an organization, some data could be irrelevant for reports and makes querying the data difficult. It organizes only key business information from operational sources so that it's available for analysis.Historical: Real-time TPS represent the current value at any time, an example could be stock levels. If past data are kept, querying the database could return a different response. It stores series of snapshots for an organisation's operational data generated over a period of time.Read-only: Once data are moved into a data warehouse, it becomes read-only, unless it was incorrect. Since it represents a snapshot of a certain time, it must never be updated. Only operations which occur in a data warehouse are loading and querying data.Backup ProceduresA Dataflow Diagram of backup and recovery procedures.Since business organizations have become very dependent on TPSs, a breakdown in their TPS may stop the business' regular routines and thus stopping its operation for a certain amount of time. In order to prevent data loss and minimize disruptions when a TPS breaks down a well-designed backup and recovery procedure is put into use. The recovery process can rebuild the system when it goes down.Recovery ProcessA TPS may fail for many reasons. These reasons could include a system failure, human errors, hardware failure, incorrect or invalid data, computer viruses, software application errors or natural disasters. So it is logical to assume that it's not possible to keep a TPS from never failing, however because it may fail time to time, it must be able to cope with failures. The TPS must be able to detect and correct errors when they occur. A TPS will go through a recovery of the database to cope when the system fails, it involves the backup, journal, checkpoint and recovery managerJournal: A journal maintains an audit trail of transactions and database changes. Transaction logs and Database change logs are used, a transaction log records all the essential data for each transactions, including data values, time of transaction and terminal number. A database change log contains before and after copies of records that have been modified by transactions.Checkpoint: A checkpoint record contains necessary information to restart the system. These should be taken frequently, such as several times an hour. It is possible to resume processing from the most recent checkpoint when a failure occurs with only a few minutes of processing work that needs to be repeated.Recovery Manager: A recovery manager is a program which restores the database to a correct condition which can restart the transaction processing.Depending on how the system failed, there can be two different recovery procedures used. Generally, the procedures involves restoring data that has been collected from a backup device and then running the transaction processing again. Two types of recovery are backward recovery and forward recoveryBackward recovery: used to undo unwanted changes to the database. It reverses the changes made by transactions which have been aborted. It involves the logic of reprocessing each transaction - which is very time consuming.Forward recovery: it starts with a backup copy of the database. The transaction will then reprocess according to the transaction journal that occurred between the time the backup was made and the present time. It's much faster and more accurate.See also: Checkpoint restartTypes of Back-up ProceduresThere are two main types of Back-up Procedures: Grandfather-father-son and Partial backups:Grandfather-Father-SonThis procedure refers to at least three generations of backup master files. Hence, the most recent backup is the son, the oldest backup is the grandfather. It's commonly used for a batch transaction processing system with a magnetic tape.If the system fails during a batch run, the master file is recreated by using the son backup and then restarting the batch. However if the son backup fails, is corrupted or destroyed, then the next generation up backup (father) is required. Likewise, if that fails, then the next generation up backup (grandfather) is required. Of course the older the generation, the more the data may be out of date. Organizations can have up to twenty generations of backup.^^Partial BackupsThis only occurs when parts of the master file are backed up. The master file is usually backed up to magnetic tape at regular times, this could be daily, weekly or monthly. Completed transactions since the last backup are stored separately and are called journals, or journal files. The master file can be recreated from the journal files on the backup tape if the system is to fail.Updating in a BatchThis is used when transactions are recorded on paper (such as bills and invoices) or when it's being stored on a magnetic tape. Transactions will be collected and updated as a batch at when it's convenient or economical to process them. Historically, this was more widely used as the information technology did not exist to allow real-time processing.The two stages in batch processing are:Collecting and storage of the transaction data into a transaction file - this involves sorting the data into sequential order.Processing the data by updating the master file - which can be difficult, this may involve data additions, updates and deletions that may require to happen in a certain order. If an error occurs, then the entire batch fails.Updating in batch requires sequential access - since it uses a magnetic tape this is the only way to access data. A batch will start at the beginning of the tape, then reading it from the order it was stored; it's very time-consuming to locate specific transactions.The information technology used includes a secondary storage medium which can store large quantities of data inexpensively (thus the common choice of a magnetic tape). The software used to collect data does not have to be online - it doesn't even need a user interface.Updating in Real-TimeThis is the immediate processing of data. It provides instant confirmation of a transaction. This involves a large amount of users who are simultaneously performing transactions to change data. Because of advances in technology (such as the increase in the speed of data transmission and larger bandwidth), real-time updating is now possible.Steps in a real-time update involve the sending of a transaction data to an online database in a master file. The person providing information is usually able to help with error correction and receives confirmation of the transaction completion.Updating in real-time uses direct access of data. This occurs when data are accessed without accessing previous data items. The storage device stores data in a particular location based on a mathematical procedure. This will then be calculated to find an approximate location of the data. If data are not found at this location, it will search through successive locations until it's found.The information technology used could be a secondary storage medium that can store large amounts of data and provide quick access (thus the common choice of a magnetic disk). It requires a user-friendly interface as it's important for rapid response timeSource : http://en.wikipedia.org/wiki/Transaction_Processing_System
Proses Transaksi
Proses TransaksiPembukuan berpasangan adalah praktik standar untuk pencatatan transaksi keuangan. Proses pembukuan hanya meliputi pencatatan transaksi-transaksi ke dalam berbagai jurnal dan pemberian klasifikasi kode perkiraan buku besar (yaitu pengumpulan data keuangan mentah). Hal ini akan menjadi dasar untuk sistem akuntansi yang mengumpulkan dan mengorganisir data mentah menjadi informasi yang berguna.Sistem ini didasarkan pada konsep bahwa suatu bisnis dapat dijabarkan dengan menggunakan beberapa variabel atau rekening, yang masing-masing menjelaskan satu aspek dari bisnis tersebut dari sudut moneter.Setiap transaksi memiliki 'efek ganda' yang akan dijelaskan selanjutnya.Sejarah sistem pembukuan ini telah ditemukan sejak abad ke-12, dan pada akhir abad ke-15, sistem ini telah dipergunakan secara meluas oleh pedagang dari Venesia. Kodifikasi sistem dilakukan pertama kali oleh Luca Pacioli, seorang karib dari Leonardo da Vinci, pada sebuah buku teks matematika terbitan tahun 1494Proses pembukuanKetika transaksi terjadi, sebuah dokumen dihasilkan. Dokumen ini dirujuk sebagai sumber dokumen. Beberpa sumber dokumen sebagai berikut:Kuitansi yang anda dapatkan ketika membeli sesuatu di toko.Laporan saldo bank bulanan anda. Semua sumber dokumen ini kemudian dicatat dalam sebuah Journal. Ini juga disebut sebagai sebuah book of first entry. "Journal" mencatat kedua pihak transaksi yang di catat oleh sumber dokumen. These write-ups are known as Journal entries.These Journal entires are then transferred to a Ledger. A ledger is also known as a book of accounts. The purpose of a Ledger is to bring all of the amounts recorded for that account from the Journal together. This process of transferring the values is known as posting.Once the entries have all been posted, the Ledger accounts are added up in a process called Balancing. A particular working document called an unadjusted trial balance is created. This lists all the balances from all the accounts in the Ledger. Notice that the values are not posted to the trial balance, they are merely copied.At this point accounting happens. The accountants produces a number of adjustments which make sure that the values comply with accounting principles. These values are then passed through the accounting system resulting in an adjusted trial balance. This process continues until the accountant is satisfied.Finaly Financial statements are drawn from the trial balance, which may include:the Income statementthe Balance sheetthe Cash flow statement Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembukuan_berpasangan
Langganan:
Postingan (Atom)